Rabu, 17 September 2014

SABANG, Kota nol kilometer

 Dari Sabang sampai Merauke sudah tidak asing lagi di telinga kita.

Sabang adalah pulau terluar di wilayah Republik Indonesia ini, maka biasa disebut titik Nol Kilometer. Saya merasa beruntung pernah singgah di Sabang untuk menikmati keindahan Pulau Sabang ini.

 Untuk mencapai tempat ini satu satunya jalan masuk adalah melalui Banda Aceh. Belum ada maskapai yang menyediakan penerbangan langsung ke Sabang . Dari Banda Aceh pun untuk bisa mencapai Sabang kita menempuh jalur laut dari pelabuhan Ule leu dengan naik  kapal ferry . Kapal Ferry ini hanya satu kali keberangkatan setiap harinya baik dari Banda Aceh-Sabang ataupun Sabang-BandaAceh. Ada kelas ekonomi dan eksekutif.

Setibanya di Sabang, jangan berharap ada angkutan eksklusif yang akan menjemput. Semuanya angkutan Colt-Diesel dengan keadaan yang sangat sederhana tapi ber AC. Untuk mencapai tempat penginapan, jalan yang dilalui berkelok kelok naik ke atas bukit dengan pemandangan kanan kirinya adalah lautan. Sebuah pemandangan yang sangat indah. Airnya pun masih sangat jernih.

Hotel disana pun kebanyakan berbentuk resort, dengan pemandangan lautan dari atas bukit. Suasananya tenang dan dingin. Fenomena yang sangat jarang ditemui. Kuliner yang disajikan adalah  kebanyakan hidangan laut.

Jangan tanya mengenai objek wisata, semua nya sangat indah, ada tugu nol kilometer yang masih harus ditempuh 1 jam perjalanan lagi, sumur tiga dengan kondisi laut yang sangat jernih dan indah, benteng jaman Jepang dan ada titik untuk snorkling dan diving yang dikenal dengan P Rubiah dimana telah menjadi lokasi favorit para divers dari seluruh dunia. Maka tidak heran begitu banyak komunitas outdoor seperti diving, fotografi, memancing yang menjadikan Sabang adalah tempat favorit mereka.

Sabang adalah surga tersembunyi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar